Pengertian, Fungsi Ups Dan Cara Kerjanya
Dalam perumpamaan kelistrikan pemahaman UPS yakni sebuah perangkat yang fungsi nya yaitu sebagai backup power listrik ketika terjadi pemadaman listrik secara tiba tiba supaya tidak menghancurkan perangkat elektronik yang disupply nya.
Biasanya yang senantiasa dipasangi UPS ini adalah PC/ komputer karena perangkat ini sangat rentan kepada under maupun over voltage (naik turun tegangan listrik) terlebih lagi mati tiba tiba alasannya adalah mampu merusak hardisk yang ialah tempat penyimpanan data pada komputer maupun server dan network jaringan.
Nah UPS ini berfungsi sebagai backup listrik sementara sehingga user mampu mematikan PC secara aman dan tidak terjadi kehilangan data selama PC dipakai alasannya adalah pengguna komputer belum menyimpan data. Pada artikel kali ini akan dijelaskan beberapa dibawah ini :
Daftar Isi :
Pengertian UPS
Apa itu UPS ? bahwasanya UPS adalah kepanjangan dari Uninteruptible Power Supply yang artinya secara bernafsu yaitu sumber daya listrik lancar/ hambatan. Gangguan dari apa ? pastinya dari kejadian mati listrik maupun under dan over voltage mirip diterangkan diatas.
Untuk mampu melakukan fungsinya UPS menggunakan energi yang bersumber baterai kering yang kemudian di ubah ke tegangan AC dengan menggunakan rangkaian inverter, karena kapasitas baterai terbatas pastinya UPS tidak bisa menggantikan listrik PLN secara sarat .
Umumnya dengan kapasitas dan kondisi baterai full mungkin hanya bisa mengambil alih fungsi PLN selama 10 – 15 menit saja dan sebaiknya waktu tersebut cukup untuk sekedar mematikan perangkat dengan aman.
UPS untuk rumahan atau perusahaan skala kecil mungkin hanya memakai UPS dengan fungsi cuma sekedar backup listrik dan stabilizer saja dengan kapasitas antara 700 VA – 1200 VA saja, contohnya seperti unit UPS dibawah ini yang memiliki kapasitas 700 VA :
Sedangkan untuk UPS dengan penggunaan server di data center mampu berskala sungguh besar dengan kapasitas hingga ratusan KVA mirip unit UPS dibawah ini dengan kapasitas 310 KVA
Ukuran baterai untuk UPS jenis ini pun sungguh besar, jikalau pada UPS kecil dengan kapasitas 700 VA menggunakan baterai dengan kapasitas 7AH saja maka pada UPS dengan kapasitas 300 KVA bisa memakai baterai dengan kapasitas sampai 3000 AH dan umumnya pemasangannya dibuat terpisah berbentukrack battery seperti gambar dibawah ini
Intinya UPS merupakan suatu perangkat tambahan saja, namun wajib dimiliki untuk antisipasi jikalau terjadi mati listrik secara tiba tiba.
Untuk anda yang bertempat tinggal di daerah yang tegangan listriknya tidak stabil atau sering terjadi pemadaman listrik wajib mempunyai UPS untuk perlengkapan elektro yang rentan terhadap naik turun tegangan maupun pemadaman listrik contohnya komputer dan lain lain yang mampu terjadi kerusakan fatal bila terjadi gangguan listrik.
Namun untuk perangkat yang fungsi dan sifatnya vital seperti misalnya saja server komputer / data center maupun perangkat network maka UPS ini wajib hukumnya dan pastinya jenis UPS yang dipakai pun berlawanan dengan UPS untuk rumahan.
Fungsi UPS
UPS sebetulnya hanya bekerja pada dikala terjadi gangguan listrik saja alasannya memang fungsi UPS adalah selaku backup listrik PLN ketika terjadi pemadaman listrik secara tiba datang sehingga untuk anda yang tinggal di perkotaan yang lazimnya listrik stabil dan jarang pemadaman listrik mungkin UPS yang dipasang kebanyakan menganggur.
Bahkan ketika terjadi mati listrik pun UPS cuma bisa melakukan pekerjaan tidak hingga 15 menit dikarenakan kapasitas baterai selaku energi UPS juga terbatas.
Jika demikian kenapa tidak menggunakan Genset / generator listrik saja ? genset bahkan bisa menggantikan fungsi tegangan PLN dalam waktu yang usang. Disinilah perbedaannya backup power dengan menggunakan UPS dengan memakai genset.
Pada saat terjadi mati listrik secara tiba datang tentunya genset tidak bisa pribadi mengambil alih PLN alasannya dibutuhkan waktu untuk menyalakan genset terlebih dahulu baik secara manual maupun otomatis belum lagi ditambah dengan waktu pemanasan yang diperlukan genset sebelum diberi beban.
Sedangkan UPS mampu mengambil alih fungsi PLN saat itu juga itu juga ketika terjadi mati listrik bahkan umumnya cuma diperlukan waktu 4 ms saja untuk UPS menyalakan fungsi inverter mengambil alih PLN. Nah di perkantoran maupun jasa layanan mirip Bank dan yang lain UPS sangat berguna di jeda waktu dikala genset mempersiapkan untuk menggantikan fungsi PLN secara penuh.
Berikut ini pola diagram penerapan UPS dan generator set :
Jika UPS juga include/termasuk dengan stabilizer atau penyetabil tegangan maka akan sungguh berfaedah alasannya adalah walaupun di perkotaan kenyataannya sering sekali terjadi naik turun listrik sehingga fungsinya tidak banyak mengganggur saja, pada umumnya UPS telah tergolong dengan stabilizer meskipun mungkin fungsinya tidak optimal mirip stabilizer unit terpisah.
Tidak optimal yang dimaksud yakni range tegangan yang mampu dicover oleh UPS mungkin hanya terbatas pada range tegangan tertentu saja.
Berikut ini beberapa fungsi UPS :
- Menstabilkan tegangan yang masuk supaya lebih aman kalau terjadi naik turun listrik
- Sebagai backup power/ listrik sementara bila terjadi mati listrik maupun over/under voltage agar perangkat mampu dimatikan dengan aman
- Untuk UPS tertentu mampu mengamankan perangkat listrik dari spike, frekuensi listrik yang tidak sesuai dll
- Mengamankan dari petir (khusus UPS tertentu dengan fuse pengaman anti petir)
Cara Kerja UPS
Sebenarnya ada beberapa jenis UPS ialah Offline dan Online tetapi untuk memudahkan pengertian akan dijelaskan cara kerja UPS offline alasannya adalah lebih sederhana, adapun UPS dalam fungsinya sebagai backup sementara berisikan 2 bab utama yakni :
1. Rectifier / Battery charger
Fungsi bab ini adalah selaku rangkaian pengisi baterai ketika tegangan dari PLN normal sehingga baterai mampu di charge hingga sarat untuk nanti digunakan dikala terjadi gangguan listrik. Pada UPS rumahan lazimnya kapasitas baterai cuma 12 VDC 7AH
2. Rangkaian Inverter
Rangkaian Inverter ialah inti dari UPS yang berfungsi untuk mengkonversi energi dari baterai ke bentuk listrik AC. Sebenarnya berdasarkan jenis outputnya ada beberapa sinyal keluaran yaitu sinyal PWM dan sinyal sinus.
Pada artikel sebelumnya sudah pernah dibahas juga perihal pemahaman dan cara kerja inverter. UPS dengan sinyal output sinus lebih mahal harganya alasannya adalah outputnya benar benar seperti dari PLN sehingga kondusif digunakan untuk perangkat apapun. Berikut ini perbedaan sinyal PWM dan Sinus :
Dan berikut ini yakni cara kerja UPS ketika tegangan wajar
Ketika tegangan listrik dalam kondisi normal arus listrik mengalir mirip garis hijau, ialah tegangan listrik eksklusif diteruskan/ dibypass dengan relay dari PLN ke beban. Di ketika yang serempak rangkaian rectifier / charger mengisi daya pada baterai yang umumnya ialah jenis lead acid/ baterai kering. Dalam kondisi ini mempunyai arti UPS dalam kondisi standby.
Sedangkan berikut ini ialah cara kerja UPS dikala terjadi gangguan listrik
Ketika tegangan listrik AC dari PLN mati atau terjadi under maupun over voltage UPS akan memutus jalur bypass dan sebagai gantinya menggunakan output dari rangkaian inverter dengan supply berasal dari baterai yang ketika keadaan standby sudah di charge.
Perpindahan supply tegangan pada UPS lazimnya memakai relay dan perpindahan tersebut cuma diperlukan waktu beberapa ms (mili second) sehingga perangkat tidak sempat mati.
Fungsi utama dari circuit inverter ini adalah untuk mengganti tegangan baterai yang berupa arus DC dengan tegangan 12 Volt DC menjadi tegangan AC sebesar 220-volt, 50 Hertz (sesuai dengan tegangan PLN).
Nah demikian artikel kali ini wacana UPS semoga bisa bermanfaat untuk memperbesar wawasan pengunjung blog ini.
0 Response to "Pengertian, Fungsi Ups Dan Cara Kerjanya"
Post a Comment